Senin, 14 November 2011

Teknologi Sertifikasi Guru Belum Familiar

Berita Indonesia - Sertifikasi Guru (Sergu) 2012 menggunakan teknologi internet mulai digenjot. Pola kinerja itu demi menuntut dan memperbaiki agar sergur tidak kacau. Minimal memperbaiki kesalahan fatal yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Namun problem baru muncul. Masih banyak guru yang belum familiar dengan internet.

Pelaksanaan sergur menjadi wewenang Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Saat ini pihak BPSDMPPMP telah mengonlinekan nama-nama bakal calon peserta sergur 2012. Namun, hingga berita ini diturunkan kuota nasional belum ditetapkan. Salah satu guru Sekolah Menengah Atas, Sukarni (49) menjelaskan, dia sampai saat ini belum memperoleh sertifikasi. Pengalaman mengajar sudah dua puluh tahun. “Kemarin saya telah mencoba untuk mendaftar. Namun sampai sekarang belum mendapat tanggapan. Apalagi, katanya untuk melihat calon sergur harus melalui internet. Saya masih bingung dengan teknologi seperti itu,” ujarnya.

Jika memang teknologi ini dapat memperbaiki database sergur dari tahun sebelumnya, Sukarni sangat mendukung penuh langkah tersebut. Karena, berdasar dari pengalaman yang lalu, banyak oknum tak bertanggung jawab melakukan praktek jual beli kuota. “Kalau memang harus memakai sistem internet, harus ada komitmen penuh dari beberapa pihak terkait. Sehingga NUPTK tidak diperjual belikan,” serunya. Terlebih, ada beberapa guru yang rela memberikan uang jutaan rupiah. Namun nomor unik pendidik dan tenaga kependidikannya tidak terdaftar pada sertifikasi guru. “Kalau dulu pengurusannya masih manual. Jika sekarang telah menggunakan internet, mudah-mudahan sistem ini transparan,” kata Sukarni yang berharap agar cepat mendapat sertifikasi guru.

Selain itu, Sukarni juga berharap kepada dinas terkait untuk segera mensosialisasikan perubahan sistem ini. Pasalnya, tidak semua guru mengerti dengan teknologi internet. Seperti halnya dengan pelaku pendidik yang sudah berumur tua. Begitu juga dengan Edy. Guru yang mengajar di Melawi ini belum mengetahui sistem teknologi internet untuk sergu. Walau sudah mengajar belasan tahun silam, dia tidak berharap penuh untuk mendapat sertifikasi. “Sudah pernah saya coba mendaftar. Namun tidak pernah masuk. Kalau memang sekarang sistemnya transparan, mungkin ada peluang bagi saya,” ucapnya.

Bagaimana pengalaman guru yang telah lulus sertifikasi? “Saya cukup mengirim berkas ke Dinas Pendidikan Kota. Kemudian diteruskan ke BPSDMPPMP. Kurang lebih dua bulan menunggu, jawaban datang. Menyatakan saya lulus sertifikasi,” kata Mustaan, Kepala Sekolah Dasar Negeri 10 Pontianak Utara, Minggu (13/11).
Menurut dia, mengurus sertifikasi sudah mempunyai petunjuk teknis. Misal minimal mengajar 24 jam dalam seminggu. Atau mengikuti pelatihan jika belum mencukupi kredit nilai.

Lalu berkas yang dikirim ikut melampirkan nomor rekening bank. Sesuai rekening yang dimiliki. Karena pembayaran secara langsung diberikan menggunakan transfer. Tetapi pengiriman berkas tanpa harus lewat internet. Kecuali aturan baru pemerintah. Menurut Mustaan, pemberian sertifikasi amat membantu. Setidaknya guru bisa menjalankan profesi lebih maksimal. Memajukan dunia pendidikan, sekaligus memotivasi guru untuk berprestasi.

Pengamat pendidikan Kalbar, Aswandi, menganggap pendaftaran sertifikasi secara online sebagai terobosan positif. Menghindari kecurangan yang rentan terjadi pada pendaftaran manual. Sekaligus lebih mempermudah guru. “Bisa secara langsung mendaftar dan menerima jawaban,” kata Aswandi. Sementara kendala teknis, menurut Aswandi, sulit dihindari. Seperti kemampuan dalam pengoperasian internet. Tetapi bisa diantisipasi, karena para guru akan dibantu instansi terkait yang berkedudukan di kabupaten/kota. “Jadi pendaftaran secara online tidak masalah. Justru mempermudah guru,” kata Dekan FKIP Untan, ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar